Pages - Menu

Pages

MENU

Tentang Kami

Atmaharsa

 

Atmaharsa


Photo by Roman Odintsov from Pexels


     Seorang gadis dengan rambut ikal berwarna coklat yang setiap sore raut wajahnya selalu terlihat letih. Itulah jawaban orang-orang jika ditanyai mengenai sosok Kaia Danisa.

Sebenarnya Nisa masih duduk di bangku kelas 3 sekolah menengah pertama. Namun kebutuhan hidup keluarganya yang semakin hari semakin meningkat membuatnya merelakan waktu istirahatnya untuk bekerja paruh waktu. Hal tersebut ia lakukan untuk membantu keuangan keluarganya.

Kali ini ia kembali melewati taman kota, satu-satunya jalan menuju rumahnya. Seperti biasa. Namun, tiba-tiba sebuah tangan menarik Nisa ke suatu tempat.

Karena terkejut, dengan spontan Nisa berseru, “Hey, siapa ini?”

“Jika kau tidak menjawab, maka aku akan memukulmu!” lanjut Nisa.

Mendengar ancaman tersebut, sosok yang menarik tangan Nisa pun berbalik badan. Kemudian berseru, “Aduh, tenanglah! Aku ini Anala, teman sekelasmu!”

“Eh … ternyata kamu, Anala. Maaf, ya. Aku kira orang lain, hehe,” kata Nisa seraya meringis.

Anala mengangguk-angguk. “Iya, enggak apa-apa, kok! Aku juga salah karena tiba-tiba narik tangan orang jalan kayak gitu. Maaf, ya.”

“Oh iya, kenapa kamu tadi menarik tanganku, Anala?” tanya Nisa.

“Sebenarnya ini karena beberapa waktu terakhir, aku memerhatikan kamu. Gerak-gerikmu mencurigakan, itulah yang membuatku penasaran,” lalu ia melanjutkan, “tapi, Sa. Aku juga enggak rugi. Karena rasa penasaran itu muncul, aku jadi tau kalau kamu sudah melalui hari-hari yang sulit.”

Nisa menatap Anala. “Terus?”

“Nah, sekarang waktunya kamu bahagia, Sa,” ujar Anala, seraya memberikan sekerucut es krim rasa stroberi kepada Nisa.

Perlahan sudut bibir Nisa terangkat, ia mulai tersenyum. “Terima kasih banyak, Anala.”

“La, kamu tau apa artinya atmaharsa?” tanya Nisa kepada Anala.

Anala menggeleng, “Memang artinya apa?”

“Dalam bahasa Sanskerta, atma berarti jiwa. Dan harsa berarti kebahagiaan. Sehingga, jika kedua kata tersebut digabungkan menjadi ‘kebahagiaan jiwa’ … dan, terima kasih sudah menghiburku hari ini, Anala.”

Anala tersenyum lebar. “Bukan masalah, kok. Itu ‘kan yang disebut teman!” serunya, seraya merangkul pundak Nisa.

Sudahkah kamu menemukan kebahagiaanmu?